Friday 15 December 2017

Gear : Log#1

Dalam beberapa hari terakhir, aku cukup disibukkan dengan usaha kecilnya. Tidak... Aku tidak mengeluh. Bahkan hal itu adalah kabar baik bagi kami. Bahwa dengan ketekunan dan tekad yang kuat, aku dan dia berhasil melalui satu demi satu tantangan yang ada di jalan ini.

Aku tidak tahu harus memulai ini dari mana. Mungkin... Apa yang baru saja ku selesaikan dalam waktu dekat ini bisa menjadi satu hal yang berguna di kemudian hari.

Sore Itu


Suami dari tetangga yang cukup dekat dengan istrinya datang seraya menuntun kendaraan roda duanya. Dari tampilan fisik benda yang ia tuntun, aku menerka bahwa itu Vega R keluaran 99-05. Pasti keadaannya bermasalah. Jika tidak, untuk apa dia bersusah payah menuntunnya.

Sepanjang sore, aku dan dia mencari kendala yang membuatnya tak ubah bangkai besi yang teronggok lama (memang dari penuturan pemilik motor yang umurnya berbeda empat tahun dengan ku itu tidak dihidupkan sekalipun dalam kurun 2 minggu lamanya). Segala penanganan pertama pada kendaraan*P3K sudah diupayakan. Dari pengecekan kondisi pengapian. Busi dalam keadaan baik, hanya tertutup timbal. Begitu dipasangkan pada cop, mampu melentikkan bunga api, walau warnanya kuning dan sedikit lambat. Indikasi tersebut juga menandakan tidak ada masalah pada koil dan cdi.

Untuk memastikan lagi, kami mengecek isi tangki bensin dan daya aki. Aki hanya butuh dicharge ulang sekitar lebih kurang 1 jam. Sambil menunggu aki terisi, pengecekan dilanjut ke arah kompresi. Kompresi yang dihasilkan pun cukup tinggi. Kami akhirnya menganggap kedua hal itu bukan penyebabnya.

Tindakan Yang Percuma?


Dikarenakan banyaknya manual start atau engkol yang kami lakukan hingga telapak kaki sedikit memar, ada kemungkinan yang terbersit di benak kami bahwa bak penampung di dalam karburator bisa jadi terisi penuh dengan bensin hingga mengganggu proses pengabutan.

Karburator pun kami bongkar agar jika ada penyakit dalam, bisa diberikan penanganan lebih lanjut. Sayangnya, semua baik-baik saja. Sampai-sampai membuat kami kehabisan opsi sebab akibat. Lalu apa?

Filter udara? Bersih. Katup bensin? Tidak tersumbat. Kami pun bertepuk tangan pada si tua bangka ini. Tingkah lakunya tidak berbeda jauh dengan si ketua yang pintar berpura-pura sakit sampai penyidik KPK gemas melihatnya. Aki selesai dicharge. Kami coba pasang kembali.

Kondisinya lebih mudah karena bantuan electric starter. Hasilnya tidak jauh berbeda. Bagaimana bisa dengan kondisi seperti ini dia tetap tidak mau menyala? Fine!!! Dia memaksa ku menggunakan cara klenik dengan bertanya pada si mbah.

Sesederhana Itu


Segala opsi pencarian ku lakukan di saat dia sibuk bersenda gurau dengan istrinya. Ya... Aku tahu itu yang terbaik yang bisa dia lakukan kini. Temaram meninggi. Satu artikel menarik ku temui. Ternyata bukan... Bukan tanpa sebab tingkah lakunya seperti itu hingga menyusahkan banyak orang. Bukan juga si ketua.

Api kuning dari lentikan busi tidak selamanya mampu menghidupkan kendaraan. Usut punya usut, begitu berkonsultasi dengan si pemilik, sejak dia dipinang, belum pernah sekali pun ada penggantian onderdil. Yang artinya... Umur onderdil ini memang sudah waktunya pergi ke pelukan tukang loak.

Kembali lagi ke si kuning yang lemah syahwat, penyebabnya adalah koil. Ternyata susah-susah gampang melihat kondisi ini. Hanya untuk penggantian koil aku harus menghabiskan sisa sore ku dengan operasi pembedahan yang rasanya cukup mengecewakan. Tapi setidaknya, ada yang ku dapat dari itu. Dan artikel ini merekamnya untuk kendala yang sama yang sewaktu-waktu akan datang.

No comments:

Post a Comment