Thursday 16 November 2017

Tentang Ruang Sendiri (QA)

Kenapa Ruang Sendiri?


Mungkin sebagian orang mengira bahwa "Ruang Sendiri" terinspirasi dari sebuah lagu dengan judul yang sama yang dibawakan seorang musisi bernama Tulus. Bisa dikatakan "Ya", lagu itu cukup membekas dan terngiang-ngiang di kepala.

Seseorang menjanjikan ku "Ruang Sendiri". Walau nyatanya dia masih saja penasaran, pun memasuki ruang itu sendiri. Sampai posting perdana harus dilenyapkan lantaran kelakarnya. Mungkin hal itu termasuk salah satu ungkapan bagaimana dia terlalu lekat untuk memulai mandiri.

Kembali lagi...

Selain lagu berjudul "Ruang Sendiri" yang menjadi salah satu inspirasi, segala hobi dan ketertarikan akan dunia yang memiliki ragam kreasi juga menjadi penggagas penting. Dalam hal ini, berhubungan dengan tulis menulis. Karena ada sebuah ideologi yang rasanya bisa tersampaikan bersamaan dengan setiap tulisan acak yang spontan terlintas di benak. Tulisan yang hadir lantaran sulitnya penulis bersosialisasi.

Apa yang sulit dari bersosialisasi?


Penulis hanyalah sebuah perspektif tak kasat mata atau bahkan tidak nyata. Sebuah "Anomali" yang hadir layaknya benalu karena trauma tertentu inangnya. Perbedaan itu menjadi jarak yang begitu jelas untuk penulis sendiri. Kehidupan si inang akan cukup terganggu dan berantakan saat anomali ini kehilangan kendali. Dan sangat disayangkan, hilangnya kendali ini karena si inang sendiri merasa tidak cukup baik menghadapi suatu situasi.

Jadi "Ruang Sendiri" bisa dikatakan sebagai tempat pelarian dari kenyataan?


Seperti yang sudah dijelaskan. Untuk tetap menjaga kendali diri, penulis rasa ada hal yang bisa dilakukan untuk tetap berada di titik tenangnya. "Ruang Sendiri" hanya satu dari sekian upaya agar si penulis mampu menjadi "Suara yang baik" sebagai penasehat, juga karakter pembantu yang bisa mempermudah si inang menjalani hidupnya.

Dengan menjadi cacat (normal), kami bisa membaur di tengah kerumunan. Ada masanya hal tersebut melelahkan. Si penulis dan inang pada akhirnya butuh tempat untuk menjadi diri sendiri. Ruang maya (tanpa "ng" jadi jangan ada yang merasa terpanggil) menjadi tempatnya. Sekali lagi, "Ruang Sendiri" hanya salah satunya.

Domain frekuensirendah dengan "Ruang Sendiri". Dimana letak hubungan keduanya?


Penulis merasa tidak banyak yang mampu menangkap frekuensi rendah. Hanya sebagian orang yang mampu. Karena kesamaan persepsi ataua ideologi. Ibarat kunci, frekuensi rendah syarat memasuki "Ruang Sendiri". Ruang dimana sendiri artinya mencari, berbagi, bebas.

Penulis. Artinya ada sebuah karya tulis yang pernah rampung dan terpublikasi?


Pernah ada sebuah penjabaran yang penulis baca tentang "Penulis" itu sendiri. Dimana seseorang telah berhasil menyelesaikan hasil tangan dan buah imajinasinya dalam bentuk sebuah tulisan. Anomali ini sendiri memang memiliki harapan untuk mendapatkan kehormatan itu. Meski sudah ada beberapa karya yang telah diikutsertakan dalam ajang sayembara, ada sebuah tulisan (yang masih dalam tahap pengerjaan) yang anomali dan inang sendiri nantinya baru bisa merasa layak disebut "Penulis". Kebanggaan tersendiri bagi kami.

Jadi tentang "Penulis" sendiri, anomali menyebut dirinya demikian, bukan karena adanya hasil karya atau sejenisnya. Melainkan apa yang saat ini sedang dilakukan didominasi dengan tulisan.

...

Ruang dimana si inang ini terkurung sendiri menciptakan anomali. Sebuah sandiwara demi membaur dilakukan untuk dapat menutupi perbedaan itu sendiri. Namun sandiwara itu dirasa anomali membawa inangnya jauh semakin dalam. Hingga akhirnya kini anomali ini yang terjebak di "Ruang Sendiri". Agar lingkaran setan itu berhenti, harus ada sebuah tempat lain sebagai bentuk pengendalian diri sebelum anomali menghasilkan anomali lainnya.

Dari sebuah anomali yang kerap dipanggil "ARa".

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

nb : Pertanyaan lain bisa diajukan dimana ruang sendirimu berada. Tapi jika pertanyaan itu butuh jawaban, cantumkan di kolom komentar.

2 comments: